RANCANGAN PENYULUHAN
Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Dengan
Karung
![]() |
DisusunOleh:
Fenny
AthiatulFaizah
1141175001030
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGPERBANGSA KARAWANG
2012
A. PENDAHULUAN
Cara terbaik mengendalikan sampah
rumah tangga kita sendiri adalah dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos. Pupuk
ini terbuat dari bahan organik dan proses pembuatannya tidak terlalu rumit
karena tidak membutuhkan tempat luas, banyak peralatan, dan biaya. Kompos berguna
untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan tumbuhan akan
tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan
yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk
dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya bunga-bunga berkembang, halaman
menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh
tumbuhan.
B.
Tujuan.
· Tujuan
Umum : pembinaan
terhadap kelompok tani dalam rangka tentang kekreatifatauketrambilandalamacarapembuatanpupukkomposdengancarapraktisysitudenganmenggunakankarung.
· TujuanUtama
:Mengurangianggaranbiayadalampembuatanpupukkonpos.
C.
Narasumber
Narasumberpadapenyuluhaninibernama
Fenny AthiatulFaizah
D.
Sasaran
SasaranUtama
:kelompoktani, daerahpangulahKabupatenkarawang
E.
Tema / Judul
“CARA MEMBUAT PUPUK KOMPOS DENGAN METODE KARUNG”
F.
Materi
Ada
beberapa macam cara, salah satunya adalah dengan metode karung.
Berikut
ini adalah cara pengomposan, dengan menggunakan karung sebagai wadahnya :
Langkah
1:
Potong/cacah
dengan ukuran 2 s/d 3 cm sampah organik yang akan dibuat kompos.
Langkah
2:
Campur
sampah coklat dan sampah hijau dengan perbandingan 1:2. Jika terlalu banyak
sampah coklat, pengomposan akan memakan waktu lama.
Langkah
3:
Langkah
4:
Langkah
5:
Aduk
agar MOL tercampur merata. Siram kembali dengan MOL sampai sampah terlihat
basah kemudian aduk kembali.
Langkah 6:
Langkah 6:
Masukkan
sampah ke dalam karung, setelah diangin-anginkan sebentar. Kemudian karung
diikat agar tidak diacak-acak kucing, anjing, atau ayam.
Langkah
7

Karung ditusuk-tusuk dengan obeng atau alat lainnya secara merata agar oksigen (udara segar) bisa masuk.
Langkah
8:
Catatan:
Minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja, suhu mencapai 45-65C. Karung terasa hangat bila dipegang.
Minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja, suhu mencapai 45-65C. Karung terasa hangat bila dipegang.
Minggu ke-3 dan ke-4 suhu mulai menurun menjadi sekitar 40C.
Minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal seperti suhu tanah, kompos sudah jadi/matang.
Kompos yang sudah jadi berwarna coklat kehitam-hitaman dan baunya seperti tanah.
Kompos bisa disimpan di dalam karung sebelum digunakan.
Minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal seperti suhu tanah, kompos sudah jadi/matang.
Kompos yang sudah jadi berwarna coklat kehitam-hitaman dan baunya seperti tanah.
Kompos bisa disimpan di dalam karung sebelum digunakan.
Hal-hal lain yang perlu diketahui:
Pertama, yang perlu diketahui adalah bahan baku utama membuat
kompos, yaitu sampah itu sendiri. Ada dua jenis sampah yaitu organik dan
anorganik. Kita harus memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Yang termasuk
sampah organik dan bisa dijadikan bahan kompos adalah sampah coklat (daun
kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam, jerami, kulit
jagung, kertas yang tidak mengkilat, tangkai sayuran) dan sampah hijau
(sayuran, buah-buahan, potongan rumput segar, daun segar, sampah dapur, ampas
teh/kopi, kulit telur, pupuk kandang). Sedangkan yang masuk kelompok sampah
anorganik adalah plastik, stereoform, kertas (mengkilat), logam, dan kaca.
Selain itu ada bahan-bahan yang sebaiknya tidak dibuat kompos yaitu:
·
Daging, ikan, kulit udang, tulang, susu, keju, lemak/minyak,
ampas kelapa, sisa sayuran yang bersantan (menyebabkan munculnya belatung).
·
Kotoran anjing & kucing (kemungkinan membawa penyakit).
·
Tanaman yang berhama (hama dan bijinya masih terkandung
dalam kompos jadi).
·
Ranting, dahan, dan batang kayu yang tidak mudah hancur
dalam kompos (mengundang rayap).
Kedua, starter yang digunakan untuk mengurai sampah menjadi kompos. Di toko pertanian sebenarnya dijual starter siap pakai seperti EM4 (effective microorganism 4), tapi barangkali kita akan lebih puas jika bisa membuat sendiri. Selain itu, hemat. Starter yang dijual di toko harganya berkisar Rp.15.000. Mungkin lebih, mungkin bisa kurang.
Yang
pasti, kita tidak akan keluar uang sepeserpun
bila membuatnya sendiri.
Starter buatan sendiri ini biasa disebut dengan MOL (mikro organisme lokal). Bahan yang digunakan untuk membuatnya bisa bermacam-macam, tergantung selera. Namun, di sini saya akan menjelaskan cara membuat MOL yang bahannya mudah didapat. Di rumah ada nasi kan? Kita bisa membuat MOL dari nasi, yang baru maupun basi.
Langkah-langkah
membuat MOL yang merupakan starter dalam pengomposan:
1.
Nasi (baru maupun basi) dibentuk bulat sebesar bola
ping-pong sebanyak 4 buah.
2. Diamkan selama tiga hari sampai
keluar jamur yang berwarna kuning, jingga, dan abu-abu.
3. Bola nasi jamuran kemudian
dimasukkan ke dalam botol/wadah plastik.
4. Tuang air satu gayung yang sudah
dicampur gula sebanyak empat sendok makan ke dalam botol/wadah yang berisi nasi
jamuran.
5.
Diamkan selama satu minggu. Campuran nasi dan air gula
tersebut akan berbau asem seperti tape/peuyeum.
MOL
sudah bisa digunakan sebagai starter untuk membuat kompos dengan dicampur air.
Perbandingan MOL dengan air sebesar 1:5.
Ketiga, wadah untuk memproses sampah menjadi kompos. Wadah ini biasa disebut dengan komposter. Macam-macam jenisnya, ada yang terbuat dari batako, gentong plastik, ada yang namanya keranjang takakura, bahkan bila mau bisa beli jadi yang harganya sampai ratusan ribu. Tapi sekali lagi, anda mungkin akan balik kanan bila mau bikin kompos saja kok repot amat. Apalagi selain repot, mahal lagi. Kita gunakan karung sebagai tempat membuat kompos. Gampang kan? Di rumah pasti anda punya karung. Jika tidak ada, minta tolong saja untuk dibelikan beras yang 20 kiloan. Berasnya dimasak jadi nasi kemudian dimakan, sebagian dibikin MOL, karungnya buat komposter.
Keempat, Sampah coklat kaya kandungan karbon (C) yang merupakan sumber energi makanan untuk mikroba. Sampah hijau mengandung nitrogen (N) yang diperlukan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak. Sampah organik secara alami akan mengalami penguraian oleh ratusan jenis mikroba, enzim, jamur, dan binatang tanah. Proses penguraian memerlukan suhu tertentu, kelembaban, dan oksigen (udara segar).
G. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang dipakai yaitu :
1.
Kuliah
2.
Diskusi
H. Teknik Penyuluhan
Teknik
penyuluhan yang digunakan adalah kunjungan. Kunjungan adalah suatu teknik
penyuluhan dimana penyuluh melakukan kunjungan ke tempat sasaran. Alasan
diterapkannya metode ini karena teknik penyuluhan ini sangat efektif dan akan
lebih efisien jika diterapkan pada sasaran. Adapun tahapan untuk mempengaruhi
pikiran dan ketrampilan seseorang ada 4 tahap yaitu sadar, minat, menilai dan
mencoba.
I. Media Penyuluhan
Media yang digunakan dalam penyuluhan
pertanian
·
Media Visual : yaitu slide, gambar
·
Media tempat memeragakan : yaitu papan tulis, papan tempel
·
Media pengalamanpribadi
·
Media cetak yaitu famplet.
J.
WaktudanTempat
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Juni 2012
Waktu : 09.00 s/d selesai
Tempat : FakultasPertanian UNSIKA
K.
Evaluasi
Terbentuknya kelompok komposkarung
L.
Penutup
DemikianRancanganPenyuluhan yang telah
saya buat mohon maaf apabila terdapat kesalahan, kekurangan dan kekhilapannya.
Saran dan kritiknya sayaa kan terima dengan keluasan hati.
nduttt
BalasHapus