BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat
di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil
pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman
dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor
iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.Praktikum Ilmu Tanah ini berjudul “Analisis Sifat Fisik Tanah”.
Tanah bersifat dinamis, dimana tanah
mengalami perkembangan setiap waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah
tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan
ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang
proses-proses pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut
genesis tanah.
Tanah
terdiri dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat dan bahan organik),
cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah).
Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada
dalam keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air),
maka akan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya,
bila tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat
menyebabkan tanaman layu.
Penelitian tanah pada umumnya dimulai dengan oengamatan profil
tanah di lapangan. Profl tanah terdiri dari beberapa horizon tanah yang kurag
lebih sejajar dengan permukaan tanah dan dibedakan satu sama lain atas dasar
warna, struktur, tekstur dll.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dilaksanakannya
praktikum Ilmu Tanah ini mengenai “Analisis Sifat Fisik Tanah” yaitu agar
mahasiswa mengerti dan memahami tentang sifat fisik yang ada pada tanah yaitu
dengan mengamati profil tanah dengan caramengamati beberapa parameter diantaranya warna tanah, tekstur, struktur,
dan lain-lain.
1.3 WAKTU DAN TEMPAT
Hari / Tanggal : Sabtu, 26 Mei 2012
Waktu : Pukul 09.00 – 17.00
WIB
Tempat : Telagadesa KIIC,
Karawang
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
KEGIATAN1 : “ PENGAMBILAN CONTOH TANAH (BIASA)”
Kajian Teori
Pengambilan
contoh tanah biasa atau yang disebut dengan tanah terganggu ini dilakukan di
atas permukaan tanah ataupun pada lapisan tanah. Pengambilan contoh tanah
terganggu ini merupakan sample yang akan di teliti di Laboratorium, dan
pengambilannya dilakukan dekat dengan lokasi pengambilan tanah utuh.
Cara-cara
pengambilan contoh tanah ini vermacam-macam ada yang dengan cara silang,
zig-zag, dan acak.
Pengambilan Contoh Tanah Komposit :
1.
Silang

2.
Zig-zag

3.
Acak

Tujuan
Pengambilan
contoh tanah biasa atau terganggu ini dimaksudkan sebagai simulasi dimana bobot
isinya di sesuaikan dengan keadaan alami tanah untuk dilapangan.
Alat dan Bahan
Alat-alat dan bahan yang
digunakan dalam pengambilan contoh tanah terganggu yaitu :
1.
alat Bor tanah
2.
Kantong plastic
3.
Pisau
Cara Kerja
1. Pertama-tama permukaan tanah dibersihkan dulu dari rerumputan
dan sampah-sampah lainnya
2. tanah dibor kira-kira kedalaman 20 cm dari permukaan tanah.
3. tanah dimasukkan ke dalam kantong plasrik sebayak 1 Kg.
Hasil Pengamatan
Lokasi : Kebun
Telaga Desa KIIC
Area : Lereng
Bawah Dekat Danau
Vegetasi : Mahoni,
Kelapa, dan rerumputan
Kedalaman : 2 m
Pengambilam
contoh tanah terrganggu ini di lakukan dengan cara acak hingga mencapai berat 1
kg.
2.2 KEGIATAN2
: Pengambilan contoh tanah utuh ( Undisturbed soil sample)
Kajian Teori
Pengambilan contoh tanah utuh ini dilakukan dekat dengan lokasi
pengambilan contoh tanah terganggu.Karena contoh tanah ini sangat diperlukan
dalam penelitian sifat fisik tanah.Pengambilan contoh tanah utuh ini sangat
penting sekali karena dapat menentukan hal-hal lainnya.Dalam pengambilan contoh
tanah utuh ini harus benar-benar di perhatikan dan jangan sampai ada hal
sekecil apapun yang mengganggu, karena tanah ini harus benar-benar utuh dan
asli.
Tujuan
Pengambilan contoh tanah
utuh ini dimaksudkan untuk berbagai analisa sifat fisik tanah, seperti
penentuan Bulk Density, dlll.
Alat dan Bahan
1.
Ring sample
2.
Pisau yang tipis dan tajam
Cara kerja
1.




Permukaan tanah
yang sudah dibersihkan dari rerumputan dan sampah di siapkan untuk digali
hingga membuat tangga ke bawahnya





2.
Ring sampel diletakkan pada
tanah yang betanda tanah di samping, bagian runcing pada ring sample simpan di
bawah.
3.
Tekanlah ring sample itu pada
tanah, sampai tanah terisi penuh pada ring sample dan kira-kira sudah muncul ke
bibir ring, maka penekanan di hentikan
4.
Potong bagian bawahnya
dengan pisau yang tajam kemudian angkat, dan ratakan atas dan bawahnya.
5.
Tutup ring sample tersebut
dan simpan pada tempat yang aman, yang tidak mengganggu tanah di dalamnya
Hasil Pengamatan
Lokasi : Kebun
Telaga Desa KIIC
Area : Lereng
Bawah Dekat Danau
Vegetasi : Mahoni,
Kelapa, dan rerumputan
Kedalaman : 2 m
Setelah contoh tanah utuh sudah di ambil, tanah pada ring
sample ini harus di jaga hati-hati agar tidak merubah bentuk di dalamnya.Maka
setelah itu tanah ini dapat diteliti untuk hal-hal lainnya.
2.3 KEGIATAN3
: “PENENTUAN KANDUNGAN AIR TANAH”
Kajian Teori
Kandungan
air tanah ini termasuk hal yang penting juga, karena kita perlu mengetahui
kadar air dalam tanah untuk tanaman itu berapa jumlahnya. Penetuan kandungan
air tanah dapat dilakukan jika kita sudah memiliki sample tanah utuh.
Kandungan air tanah dilakukan dengan menggunakan oven sebagai
pengering.Hal ini dilakukan setelah tanah yang ada di dalam ring sample di
diamkan selama kuranglebih 2 hari, agar tanah tidah terlalu basah.
Tujuan
Penentuan
kandungan air tanah ini bertujuan agar kita dapat mengetahui berapa jumlah air
yang terdapat pada tanah.
Alat dan Bahan
1.
Tanah pada ring sample
2.
Timbangan analitik
3.
Oven
4.
Tabung Infiltrometer
5.
Timbangan duduk
Cara kerja
1.
Timbanglah ring sample yang
kosong terlebih dahulu, kemudian catatlah
2.
Timbanglah ring sample yang
berisi tanah utuh yang akan di hitung kandungan air tanahnya. Dan di catat
kembali
3.
Setelah tanah pada ring
sample itu di diamkan selama 2 hari agar
tanah itu tidak terlalu basah, kemudian timbang kembali dan catat
4.
Masukan tanah pada ring
sample pada oven selama 2 jam, kemudian masukkan pada tabung Infiltrometer,
lalu timabnglah kembali dan catat, lihatlah perbedaan dengan sebelumnya
5.
Hitunglah berapa kandungan
air tanah pada contoh tanah utuh tersebut.
Hasil Pengamatan
Hari pertama,
Hari/tanggal : Senin, 28
Mei 2012
Waktu : 14.00 WIB
Tempat :
Laboratorium Fakultas Pertanian UNSIKA
Dilakukan pengukuran dan penimbangan pada ring,
Berat ring sample : 70 gram
Diameter dalam (ring) : 7.4cm
Tinggi ring :
4cm
Berat tanah + Ring : 320
gram
Kertas :
3,6 gram
Setelah dilakukan
penimbangan, ring sample yang berisi tanah dibiarkan kering udara, ring sample
tersebut diletakan diatas kertas agar tidak berserakan, dan tertata rapi.
Hari Kedua,
Hari/tanggal : Rabu, 30
Mei 2012
Waktu : 10.30 WIB
Tempat : Laboratorium
Fakultas Pertanian UNSIKA
Dilakukan penimbangan
kembali setelah ring sample yang berisi tanah dibiarkan kering udara
Berat ring + Tanah : 310 gram
Kemudian dimasukan ke oven
pukul 14.20 WIB selama 120 menit, didiamkan dioven sampai dengan suhu 40 C,
kemudian keluar dari oven pada pukul 16.20 WIB.
Berat ring + tanah + kertas
setelah di oven yaitu 290,7 gram
Hari Ketiga,
Hari/tanggal :
Kamis, 31 Mei 2012
Waktu :
17.30
WIB
Tempat :
Laboratorium Fakultas Pertanian UNSIKA
Perhitungan
Kadar Air dalam Tanah :
Berat ring :
70 gram
Berat Kertas : 3.6 gram
Berat tanah + ring :
320 gram
Jadi, 320 – 70 = 250 gram
Berat tanah kering udara + ring (penimbangan 1) : 310 gram
Jadi,
310 – 70 = 240 gram
Berat tanah penimbangan 2 (oven pertama) : 290,7 gram ( tanah+ring+kertas)
Jadi, 290,7 gram – 3,6 gram – 70
gram = 217.1 gram
Berat tanah penimbangan 3 (oven kedua) : 279.7 gram
Jadi, 279.7 gram
– 3.6 gram – 70 gram = 206.1
gram
Berat Kadar Air tanah = 240 gram –206.1gram =33.9
gram
Kandungan Air dalam % Berat =
x 100 % =16.45 %

2.4
KEGIATAN 4 : “Penentuan Bobot Isi Tanah (Bulk Density)”
Kajian Teori
Bulk
density atau Bobot isi (B.I) adalah
perbandingan antara massa tanah dengan keadaan kering mutlak dengan volumenya.
Tanah yang akan diamati harus tanah utuh bukan tanah terganggu. Contoh tanah
pada ring sample akan memudahkan dalam penghitungan volume dan bobot isi tanah.
Tujuan
Pengamatan
mengenai bobot isi tanah atau yang disebut dengan Bulk Density dimaksudkan agar
kita dapat mengetahui massa tanah dalam keadaan kering pada rig sample setelah
dilakukan beberapa pengeringan
Alat dan bahan,
1.
Ring Sample yang berisi
tanah
2.
Oven pengering
3.
Timbangan duduk
4.
Timbangan analitik
Cara Kerja
1.
Contoh tanah utuh yang sudah
dimbil di lapangan dengan kegiatan 2 di atas kemudian ditimbang seluruhnya ring
sample + tanah dengan timbangan duduk, kemudian kurangi hasilnya dengan berat
ring maka kita aka menemukan berat tanah utuh tersebut.
2.
Dengan mengetahui kandungan
air tanah pada % berat, kita dapat mengitung berat tanah kering mutlak.
Hasil Pengamatan
Setelah kita mendapatkan data pengamatan dari kegiatan 2 dan 3,
kita sudah dapat mengitung berat tanah kering mutlak, yaitu
Berat tanah kering udara : 240 gram
Kandungan air tanah (% berat) : 16.45 %
Maka berat tanah kering mutlaknya adalah

Diameter ring : 7.4 cm
Tinggi ring : 4cm
Jadi isi ring =
4 =171.95 cm3

Jadi bobot isi tanah = 

2.5
KEGIATAN 5 : “Penentuan Total Porositas dan Penyebaran Pori Tanah”
Kajian Teori
Dari kegiatan 2, 3 dan 4, masih berkesinambungan pada kegiatan ke
5 ini, karena dalam penentuan total porositas kita juga harus menentukan Bulk
density dan Particle density terlebih dahulu. Total porositas tanah dalam
keadaan alami dinyatakan sebagai presentase volume total pori yang diisi oleh
udara da air diantara partikel tanah berdasarkan nilai bobot isi dan kepadatan
partikel (particle density).
Tujuan
Tujuan kegiatan ke 5 ini
yaitu agar kita mengetahui porositas dan penyebaran pori pada tanah yang kita
amati.
Alat dan bahan
1.
Ring sample berisi tanah
utuh
Cara Kerja
1.
Tentukan berat jenis tanah
(bulk density) seperti pada kegiatan IV diatas.
2.
Untuk nilai kepadatan
partikel (Particle density) dipakai angka 2.65 (nilai real density)
Hasil Pengamatan
Untuk menghitung porositas tanah (f) = 

=


=
88.7 %
Pori air yang berguna bagi tanaman :
0.2 s/d
8.5 mikron = pori air tersedia
bagi tanaman
8.6
s/d 29.6 mikron = pori drainase
lambat

Porositas tanah adalah 88.7 %
2.6
KEGIATAN VI : “Penentuan Kestabilan Agregat Tanah Dengan Metode
Pengayakan kering dan Basah”
Kajian Teori
Agregat tanah adalah sejumlah butir-butir primer tanah.Mekanisme
pembentukan agregat-agregat ini merupakan fase penting pada struktur tanah,
karena struktur tanah ditentukan oleh jumlah dan sifat agregat tanah.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan agregat adalah tekstur, bahan
organik, kation-kation kompleks, kelembaba, faktor biotik, dan
pengolahan tanah.
Tujuan
Kegiatan ke 6 ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui bagaiumana
proses pengayakan untuk menstabilkan agregat tanah, baik pada pengayakan kering
ataupun pengayakan basah.
Cara Kerja
a.
Pengayakan Basah
1.
Tanah terganggu yang sudah di
oven sebanyak 50 gram kemudian di tumbuk
2.
Setelah ditumbuk masukkan ke
dalam gelas ukur,
3.
Campurkan air sebanyak 50 ml
pada gelas ukur yang sudah berisi tanah
4.
Kocoklah sampai tanah dan air
bercampur hingga terpisah tanah dengan pasirnya.
5.
Lalu saring dengan pengayak
0.05 mm, saring hingga pasir terlihat,
6.
Kemudian oven selama 15 menit
dengan suhu 150C
Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan ini,
maka setelah pengayakan basah ini dilakukan, maka terlihat jelas antara pasir
dengan yang lainnya.
2.7
KEGIATAN VIII : “Penentuan Warna Tanah Di Lapangan”
Kajian Teori
Warna tanah adalah hal yang dijadikan petunjuk mengenal
sifat-sifat khusus dari tanah yang kita teliti, apabila warna tanah itu gelap
berarti menunjukan tanah itu mengandung bahan organik yang tinggi. Warna tanah
dapat ditentukan dengan membandingkan dengan warna yang terdapat pada buku
“Munsell Soil Color Chart”, warna dinyatakan dalam 3 satuan yaitu Hue (warna utama/kilapan),
value (nilai, dipengaruhi oleh cahaya), chrome (kroma/kemurnian)
Contoh :

![]() |
|||
![]() |
5
YR 5/4
Tujuan
Penentuan warna tanah dilapangan ini bertujuan untuk memudahkan
kita menilai keadaan tanah atau sifat fisik tanah.
Alat dan Bahan
1.
Sample tanah
2.
Buku Munsell soil color chart
Cara Kerja
1.
Ambilah agregat tanah untuk
mewakili tanah perlapisan
2.
Kemudian bandingkan warna
tanah tersebut dengan warna-warna yang terdapat pada buku munsell soil color
chart.
3.
Catatlah satuan/kode yang
terdapat pada buku tersebut, kode yang dipakai dalam praktikum ini yaitu 5YR
yang berarti Yellowish red (merah kekuning-kuningan)
4.
Lakukan hal yang sama pada
setiap lapisan.
Hasil pengamatan
Dari hasil pengamatan dan dari 2 model pegambilan tanah yaitu
Model : Bor
Pada lapisan 1 : Motles nya Coklat dengan sedikit bercak abu
Matrix color nya 5YR 4/6
Pada lapisan 2 : Motles nya coklat dengan sedikit bercak merah
Matrix color nya 5YR 5/4
Pada lapisan 3 : Motles nya coklat dengan bercak merah dan abu
Matrix color nya 5YR 3/3
Pada lapisan 4 : Motles nya abu kuning keorenan
Matrix color nya 5YR 6/1
Model :
Profil
Pada lapisan 1 : Motles nya Coklat dengan sedikit bercak abu
Matrix color nya 5YR 5/8
Pada lapisan 2 : Motles nya Coklat sedikit bercak abu
Matrix color nya 5YR 4/8
Pada lapisan 3 : Motles nya banyak merah
Matrix
color nya 5YR 7/8
Pada lapisan 4 : Motlesnya lebih banyak merah
Matrix color nya
5YR 7/2
Pada lapisan 5 : Motles nya abu-abu banyak merah
Matrix color nya 5YR 6/0
Pada lapisan 6 : Motles nya biru kehitam-hitaman ada banyak bercak
kuning
Matrix color nya 5YR 4/0
Pada lapisan 7 : Motles nya biru abu kehitaman ada banyak bercak
kuning
Matrix color nya 3/1
2.8 KEGIATAN : “Penentuan Kelas
Tekstur Tanah Di Lapangan”
Kajian Teori
Dalam hal
ini penetapan kelas tekstur dilapangan tentunya tak seteliti analisis di
laboratorium, tetapi setidaknya ini cukup membantu untuk mengetahui kelas
tekstur tanah walaupun misalnya ada yang kurang tepat, paling tidak mendekati
yang sebenarnya. Dalam penetapan kelas tekstur ini diperlukan pengalaman dan
perasaan yang tajam, yang peka akan kelas tenah tersebut.
Perhatikanlah hal-hal berikut ini :
Kekasaran
|
Kelicinan
|
Kelengketan
|
Kelas tekstur
|
Tidak kasar atau agak kasar
|
Tidak licin
|
Sangat lengket dan plastis
|
Liat
|
Cukup licin seperti sutra
halus
|
Sangat lengket dan plastis
|
Liar Berdebu
|
|
|
Cukup lengket dan plastis
|
Lempung liat berdebu
|
|
Sangat licin dan seperti
sutra
|
Sedikit sekali lengket dan
plastis
|
Debu
|
|
Sangat licin dan seperti
sutra
|
Hamper tidak lengket dan
plastis
|
Lempung berdebu
|
|
Agak kasar sampai cukup
kasar
|
Sedikit licin
|
Cukup lengket dan cukup
plastis
|
Lempung berliat
|
Cukup kasar
|
Tidak licin
|
Sangat lengket dan plastis
|
Liat berpasir
|
Cukup kasar
|
Tidak licin
|
Sangat lengket dan plastis
|
Lempung berpasir
|
Cukup kasar
|
Agak licin
|
Agak lengket dan plastis
|
Lempung
|
Sangat kasar
|
Tidak licin
|
Tidak lengket dan plastis
|
Lempung berpasir
|
Sangat kasar sekali
|
Tidak licin
|
Tidak lengket dan plastis
|
Pasir
|
Liat : Lengket
Debu : Licin / mengkilap
Pasir : Kasar
Tujuan
Penetapan kelas tektur ini bertujuan umtuk membedakan antara
lapisan-lapisan tanah, juga melatih kepekaan.
Alat dan bahan
1.
Bor tanah
2.
Air
Cara kerja
1.
Ambil sedikit tanah
perlapisan letakan pada tangan, percikkan sedikit air, rasakan adanya kasar atau licin atau lengket serta
lihat apakah ada kilatan-kilatan.
2.
Catatlah hasil pengamatan
tersebut.
Hasil pengamatan
Dari hasil ptraktikum
analisis mengenai kelas tekstur tanah yaitu
Model : Profil
Lapisan 1 : Liat
berpasir
Lapisan 2 : Liat
berdebu
Lapisan 3 : Liat
berdebu
Lapisan 4 : Liat
Lapisan 5 : Liat
Lapisan 6 : Liat
Lapisan 7 : Liat
Model : Bor
Lapisan 1 : Liat
berdebu
Lapisan 2 : Liat
berdebu
Lapisan 3 : Liat
berdebu
Lapisan 4 : Liat
berdebu
Dari hasil praktikum ini kita sudah tahu bagaimana proses
menentukan kelas tekstur tanah dengan cara menggunakan perasaan dan kepekaan
serta pengalaman.
2.9
KEGIATAN 10 : “Pengukuran Laju Infiltrasi Tanah”
Kajian Teori
Infiltrasi adalah
gerkan air secara vertical sampai daerah perakaran, alat pengukur infiltrasi
yaitu infiltrometer.kecepatan infiltrasi dinyatakan dalam sejumlah air yang
masuk ke dalam tanah melalui permukaan tanah dengan kecepatan per satuan
waktu.Data kecepatan iniltrasi itu
menentukan jumlah air di permukaan dan air yang hilang lainnua.
Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini, kita dapat mengetahui daya serap tanah
terhadap air yang dapat diukur dengan alat yang bernama infiltromeer
Alat dan
bahan
1.
Double ring infiltrometer
2.
Stopwatch
3.
Buku catatan + alat tulis lainnya
4.
Air + ember
5.
Tongkat pengukur
6.
Pelampung diatas air
Cara kerja
1.
Double ring infiltrometer
yang sudah di pasang dipermmukaan tanah kemudian di isi air
2.
Pasang start pada stopwatch,
mulailah menghitung setelah 1 menit atau 60 detik.
3.
Lihatdan catat data awal dan
setelah 60 detik, kemudian terus berulang sampai dengan keadaan stabil.
Hasil Pengamatan
Dibawah
ini merupakan data hasil pengamatan infiltrasi dari kelompok 1, 2 dan 3.
Percobaan ini dilakukan 1 menit / waktu pengulangannya.

kelompok
1
|
kelompok
2
|
Kelompok
3
|
|
waktu
1
|
6 - 8,5 cm
|
6 - 12 cm
|
5 - 14 cm
|
waktu
2
|
8,5 - 10 cm
|
12 - 15 cm
|
14 - 18 cm
|
waktu
3
|
10 - 11,5 cm
|
-
|
18 - 20 cm
|
waktu
4
|
11,5 - 12.5 cm
|
-
|
-
|
waktu
5
|
12.5 - 13.4 cm
|
-
|
-
|
waktu
6
|
13.4 - 14 cm
|
-
|
-
|
waktu
7
|
14 - 15,2 cm
|
-
|
-
|
waktu
8
|
15.2 - 15.9 cm
|
-
|
-
|
waktu
9
|
15,9 - 16,4 cm
|
-
|
-
|
waktu
10
|
16.4 - 16.8 cm
|
-
|
-
|
Dari data
diatas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan laju infiltrasi setiap kelompok
berbeda-beda walaupun dari segi waktu itu sama yaitu 60 detik, itu karena
pori-pori yang ada pada tanah.
BAB III
KESIMPULAN& SARAN
Kesimpulan
Dari
data-data pengamatan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ketelitian itu sangat penting dalam proses praktikum. Pemilihan profil untuk pengambilan contoh tanah harus
benar-benar diperhatikan, harus mewakili suatu daerah.
Pada
praktikum ini kami hanya mengamati sifat-sifat fisik tanah, sedangkan untuk
pengamatan sifat-sifat kimia tanah hanya dapat dilakukan di laboratorium.
Sesuai dengan prosedur bahwa pengamatan sifat-sifat fisika tanah dapat
dilakukan langsung di lapangan.
Setelah kita mengamati setiap
kegiatan, di mulai dari kegiatan pertama kita bisa menghitung untuk kegiatan
berikutnya, begitu seterusnya sampai dengan kegiatan akhir
Saran
Dalam
pengamatan profil tanah harus dilakukan lebih teliti agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengklasifikasian. Pengamatan terhadap keadaan lingkungan pada
saat pengamatan profil harus memperhatikan kondisi lapangan saat itu. Kondisi
lapangan harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil pengamatan dan
akhirnya juga mempengaruhi hasil klasifikasi tanah pada profil tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Demikian
laporan praktikum ilmu tanah yang berjudul “Analisis Sifat Fisik Tanah” yang
telah saya buat.Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan penilaian mata kuliah
Ilmu Tanah.Mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan,
karena keterbatasan data dan lain sebagainya, saya ucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya praktikum imu tanah ini.Semoga
laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi diri saya
sendiri.
izin copas ya ^_^
BalasHapus