Sabtu, 24 November 2012

Kesuburan tanah dan Nutrisi Tanaman



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Analisis tanah pada dasarnya bertujuan memberikan data sifat fisika dan kimia serta status unsure hara di dalam tanah.Analisis tanah digunakan selain untuk penelitian klasifikasi tanah dan evaluasi lahan, juga untuk penelituian kesuburan agar dapat memberikan rekomendasipemupukan untuk perbaikan kesuburan tanah dan peningkatan hasil pertanian.Analisis tanah untuk klasifikasi dan evaluasi lahan lebih banyak memerlukan data sifat dan karakteristik tanah dibandingkan data status unsur hara dalam tanah, sedangkan penelitian kesuburan lebih ditekankan pada data status unsure hara.Metode analisis untuk klasifikasi tanah diberikan oleh USDA, Soil Conservation Service (1928); sedangkan metode analisis untuk kesuburna tanah dipilih dari Counsil on Soil Testing and Plant Analysis, University of Georgia (1980).
            Tingkat kesuburan tanah merupakan salah satu factor modal yang harus diperhitungkan,, disamping faktor lain seperti keadaan lingkungan termasuk iklim, serangan hama penyakit ataupun tanaman pengganggu. Tanah yang lebih subur akan berproduksi lebih tinggi dari pada tanah yang kurang subur, bila tidak ada hambatan dari lingkungannya. Analisis tanah hanya dapat dilakukan terhadap sejumlah kecil contoh tanah, diamna contoh tersebut harus benar-benar mewakili daerah asal, supaya tanah merupakan suatu tahap terpenting, dimana pengambilan contoh tanah yang kurang baik dapat menghasilkan angka-angka analisis menyimpang dari yang seharusnya.Selain sumber kesalahan terjadi disebabkan karena kesalahan analisis di laboratorium.
            Sumber kesalahan analisis yang mungkin terjadi di laboratorium antara lain : a) Bahan kimiayang tidak murni atau telah mengalami kontaminasi; b) Pelaksana analisis yang kurang teliti mengikuti cara kerja analisis; c) kerusakan alat pengukuran.
            Kesalahan ketidakmurnian bahan kimia dapat dihindarkan dengan mengkoreksi hasil penetapan contoh dengan hasil penetapan blanko. Penetapan blanko adalah penetapan tanpa contoh dengan penggunaan dan jumlah bahan kimia yang sama serta pengerjaan yang sama dengan penetapan contoh. Jadi hasil pengukuran blanko menunjukan kemurnian bahan kimia yang digunakan.
            Kesalahan dari pelaksana analisis dapat ditunjukan dari penetapan duplo.Penetapan duplo adalah penetapan dua ulangan untuk satu contoh.Hasil yang diperoleh dari kedua ulangan tersebut memperlihatkan ketelitian pelaksana analisis. Makin kecil perbedaan kedua ulangan tersebut, makin baik cara kerja analisis tersebut, sehingga kesalahan dari pelaksana analisis dapat dihindari.
Kesalahan dari kerusakan alat pengukuran dapat dilihat dari hasil penetapan contoh standar (contoh referensi).Penetapan contoh standar adalah penetapan yang dilakukan terhadap contoh yang telah diketahui kadarnya.Contoh standar ini biasanya dibuat sendiri dengan mengumpulkan tanah komposit sebanyak-banyaknya.Contoh tanah komposit yang dianalisis diaduk sampai homogeny, dikeringudarakan, digiling, dan diayak dengan ayakan yang sesuai.Kemudian dianalisis beberapa kali sampai mendapatkan hasil rata-rata.Hasil inilah yang menjadi patokan, jika contoh standar ini ditetapkan lagi bersama-sama dengan penetapan contoh; sehingga jika ada penyimpangan hasil dari contoh standar ketika diikut sertakan pada penetapan contoh maka kita harus curiga pada alat pengukurannya.
Untuk menghindari semua sumber kesalahan tersebut di atas, maka setiaap mengerjakan analisis perlu mengikut sertakan penetapan blanko, penetapan duplo, dan penetapan contoh standar.Dalam pengerjaan analisis tanah, sebaiknya untuk satu seri dikerjakan tiga puluh contoh tanah, satu blanko, satu contoh standar; dan setiap sepuluh contoh diselipkan satu duplo.

1.2  WAKTU DAN TEMPAT
Hari/Tanggal         : Sabtu, 02 Juni 2012
Waktu                   : 10.00 s/d 14.30 WIB
Tempat                  : Laboratorium Kimia Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran








BAB II
KAJIAN TEORI

KEGIATAN 1           : “Cara Pengambilan Contoh Tanah”
            Contoh tanah juntuk analisis kesuburan sebaiknya merupakan contoh komposit, yaitu contoh tanah campu7ran dari contoh-contoh tanah tanah individu yang diambil dari lulusan tertentu. Suatu bidang tanah yang akan diambil contohnya terlebih dahulu diamati dengan cermat keadaan lingkungannya (land feature), seperti: keadaan topografi, keadaan permukaan karena pengaruh erosi, pengolahan tanah, land use, dan jenis tumbuhan, keadaan bebatuan, dan lain-lain yang spesifik (adanya sebaran arang, lahan terbakar, tumpukan kotoran hewan atau sampah).
            Sebelum pengambilan contoh tanah, tempat pewakil komposit dicangkul dalam keadaan utuh dan dipeeriksa secara visual keadaan strukturnya; konsistensi dan teksturnya dengan jari-jari tangan, warna tanah dengan Munsell Color Chart; karatan; kelembabanl; perakaran, pori-pori tanah; aktivita organisme; dan adanya mineral tertentu.
             Hasil pengamatan ini akan menentukan pembagian satuan lahan yang memiliki tingkat homogenitas yang relatif seragam (mendekati kesamaan sifar). Hamparan tanah yang homogeny memiliki cirri yang sama dalam beberapa sifat tanah dan keadaan lingkungannya. Seperti warna tanah dan pertumbuhan tanaman kelihatan sama. Untuk satuan lahan sebesar  (10 – 15) hektar xukup dambil 1 sample tanah komposit yang merupakan campuran dari (20 – 30) contoh tanah individu. Contoh tanah individu tersebut diambil dari lapisan olah (lapisan perakaran). Biasanya untuk tanaman semusim pada kedalaman (0 – 20) cm atau (0 – 30) cm, sedangkan untuk tanaman tahunan yang perakarannya dalam, contoh tanah diambil dari tiga lapisan (0 – 30) cm, (30 – 60) cm, dan (60 – 90) cm
            Contoh tanah individu dibersihkan dari alat, rumput-rumputan dan sisa-sisa tumbuhan atau bahan organik mentah/serasah yang terdapat pada permukaan tanah.Keadaan tanah saat pengambilan contoh sebaiknya keadaan lembab (udic moisture rezim) yang dianggap sebagai keadaan yang cukup baik untuk pengolahan tanah.
Pengambilan contoh tanah individu dapat dilakukan dengan dua  cara yaitu : (a) cara sistematis, dan (b) cara acak.



1.1 Cara Sistematis
            Pengambilan contoh tanah dilakukan mengikuti sistem yang dianggap dapat mewakili satuan lahan yang diambil contoh individunya. Cara sistematis dapat dilakukan dengann sistem diagonal dan sistem zigzag.
Sistem Diagonal
            Prosedur pengambilan contoh adalah sebagai berikut :
1.      Memilih 1 (satu) titik pusat pada lahan yang akan diambil contoh tanahnya.
2.      Menentukan 4 (empat) titik pengambilan di sekelilingnya.
3.     
                                                X

                X                             X                             X


                                                X
Jarak antara titik berkisar 50 meter atau tergantung pada luasan dan maksud kegiatan pertanian yang direncanakan.
 








Gambar 1. Titik-titik yang ditetapkan pada suatu lahan untuk pengambilan contoh tanah individu dengan sistem diagonal
4.      Satuan lahan seluas (0 – 2.50) hektar cukup ditentukan oleh 1 (satu) diagonal (5 titik). Jika luas lahan (10 – 15) hektar berarti terdapat 4 sampai 6 diagonal atau (20 – 30)  titik yang ditentukan dengan jumlah contoh tanah individu (gambar 2).
5.      Contoh-contoh tanah individu tersebut diambil dari setiap titik tempat pengambilan sebanyak 200 g dengan cangkul atau bor tanah pada lapisan olah (lapisan perakaran) atau tiap kedalaman tertentu yang direncanakan. Kemudian contoh dari lapisan yang sama dicampur sampai benar-benar merata lalu diambil 1 kg dan dimasukkan kedalam kantung plastik dan diberi label lengkap.
Sistem Zig-zag
            Cara pengambilan contoh tanah ini dilaksanakan dengan sistem zigzag, yaitu berselang-seling. Prosedur pengambilan contoh aadalah sebagai berikut:

1.      Menentukan titik-titik yang akan digunakan sebagai tempat pengambilan contoh tanah secara zigzag (Gambar 3).
2.      Persyaratan dan cara pengambilan contoh tanah sama seperti sistem diagonal, hanya saja berbeda dalam cara penentuan tempat pengambilan contoh.
3.      Biasanya pengambilan contoh dengan sistem zigzag ini cocok digunakan manakala keadaan tanah relative datar dalam hamparan yang relative luas.
4.      Tiap titik pengambilan contoh dianggap paling mewakili contoh individual.
                                X                                                                                             X
                                               
             X                X             X                             X                             X             X             X
                                X                             X    X             X                             X

                                                                                X
 










Gambar 2.Contoh penentuan titik-titik dengan sistem diagonal pada satuan lahan seluas 10-15 hektar.

 





Gambar 3. Contoh titik-titik yang ditentukan pada suatu lahan sebagai tempat pengambilan contoh tanah individu dengan sistem zigzag pada lahan seluas 15 Ha.

1.2. Cara Acak


           
Pengambilan contoh tanah secara acak dilakukan dengan menentukan titik-titik pengambilan contoh tanah secara acak, tetapi menyebar rata diseluruh bidang tanag yang diwakili.Setiap titik yang diambil mewakili daerah sekitarnya (gambar 4).

                                X                                                                                             X
                                                                X                                                                                                                                                                             X                             X
                X                                                             X                             x
X                             X                                                             X
                X
 







Gambar 4. Pengambilan contoh tanah secara acak

            Persyaratan dan cara pengambilan contoh tanah secara acak sama seperti pada sistem diagonal dan zigzag, namaun cara penentuan tempat pengambilan contoh tanahnya berbeda.
            Semua contoh tanah komposit dimasukkan ke dalam kantong plastic serta diberi label (keterangan) luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus denagan plastic supaya tulisan tidak kotor dan basah, sehingga label tersebut dapat dibaca sesampainya di laboratorium tanah; sedangkan label disatukan pada saat pengikatan plastic.
            Pada label diberi keterangan sebagai berikut :

                Kode Pengambilan          :               ………………………………………               
                No. contoh tanah             :               ………………………………………               
                Asal dari                               :               Desa  …………………………….
                                                                                Kec  ……………………………….
                                                                                Kab  ………………………………
                Tanggal pengambilan     :               ……………………………………..
                Nama alamat pemohon                :                ……………………………………..
     







Selain label yang diberi keterangan, contoh tanah yang dikirimkan agar dilengkapi dengan peta situasi, peta lahan dan peta lokasi contoh nomor (1,2 dan seterusnya). Riwayat sampel tanah, ada perlakuan atau tidak, tanaman ada yang tumbuh dilokasi pengambilan sampel tanah ?

KEGIATAN 2           : “Persiapan Contoh Di Laboratorium”
2.1 Pencatatan Contoh
            Contoh dari lapangan yang disertai dengan surat permintaan analisis berisis daftar contoh dan jenis analisis yang diperlukan, diterimaoleh administrasi laboratorium. Dalam buku administrasi dicatat nomor permintasan analisis, jumlah dan nomor contoh. Untuk setiap contoh dibuat nomor laboratorium yang ditulis pada label karton. Administrasi laboratorium bertugas membuat laporan hasil analisis yang telah selesai dikerjakan, selanjutnya surat permintaan dan daftar hasil analisis di dokumentasikan.

2.2 Pengeringan
a.       Contoh disebarkan diatas tampah yang dialasi kertas sampul. Label karton yang berisi nomor laboratorium diselipkan di bawah kertas.
b.      Akar-akar dan sisa-sisa tanaman segar, kerikil, dan kotoran lain dibuang.
c.       Bongkahan besar dikecilkan dengan tangan.
d.      Simpan pada rak di ruangan khusus bebas kontaminasi yang terlindung dari sinar matahari atau dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 40oC.

2.3 Penumbukan dan pengayakan
            Siapkan contoh-contoh tanah ukuran partikel <2 mm dan >0,5 mm dengan cara sebagai berikut:
a.       Contoh ditumbuk pada lumping porselin atau mesin giling dan diayak dengan ayakan ukuran lubang 2 mm.
b.      Simpan dalam botol atau kantong plastik yang sudah diberi nomor contoh.
c.       Contoh < 0.5 mm diambil dari contoh < 2 mm, digerus atau digiling dan diayak dengan ayakan 0.5 mm.
d.      Lumpang, ayakan, dan alat-alat lainnya harus bersih sebelum dipakai untuk contoh berikutnya.



2.4 Penyimpanan
            Contoh yang akan dianalisis disimpan diruangan yang dekat dengan ruangan timbang. Setelah selesai dianalisis disimpan dalam gudang penyimpanan contoh untukbjangka waktu tertentu agar memudahkan bila diperlukan pengulangan analisis.

KEGIATAN 3           : “Analisis Tanah”
3.1 Penetapan Kadar Air Kering Mutlak
            Contoh tanah telah dipanaskan pada suhu 105oC selama tiga jam untuk menghilangkan air. Kadar air dari contoh diketahui dari perbedaan bobot contoh sebelum dan setelah dikeringkan. Faktor koreksi kelembaban dihitung dari kadar air contoh.
Peralatan :
1.      Cawan Alumunium
2.      Penjepit tahan karat
3.      Oven
4.      Eksikator
5.      Neraca Analitik
Bahan :
Contoh tanah
Cara kerja :
1.      Timbang cawan alumunium dengan timbangan analitik (w0).
2.      Masukan 5 gram contoh tanah kering udara (KU) ke dalam cawan alumunium tadi, kemudian timbang kembali (w1).
3.      Keringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam.
4.      Angkat cawan yang berisi tanah dengan penjepit dan masukkan ke dalam eksikator.
5.      Setelah dingin (±15 menit), kemudian timbanng kembali (w2), disebut bobot kering mutlak (KM).
6.      Bobot air / kehilangan bobot adalah w1  - w2.
Penghitungan :
            Kadar air (KA) (%)     = (w1  - w2) : (w1  - w0) x 100%
                                                = (17,1745 – 16,8823) : (17,1745 – 12,1745)
                                                = 0,2922 : 5= 0,05844

Faktor Kadar Air (FKA)         = 100 : (100 – KA)
                                                = 100 : (100 – 0,05844)
                                                = 100 : 99,94156
                                                = 1,00059

Hasil Pengamatan :
No
Contoh Tanah
Bobot Cawan
(w0)
Bobot  Cawan + Tanah KU (w1)
Bobot Cawan + Tanah KM (w2)
1
Kelompok 12
12,1745
17,1745
16,8823
2
Kelompok 1
11,8885
16,8885
16,5832
3
Kelompok 2
12,2062
17,2062
16,8512
4
Kelompok 9
12,6945
17,6945
17,3506
5
Kelompok 13
12,5345
17,5345
17,2285
6
Kelompok 14
12,1347
17,1347
16,7593


KEGIATAN 4           : “Penetapan Kemasanan Tanah (pH)”
Dasar penetapan :
            Nilai pH adalah indicator kemasaman tanah (reaksi tanah) yang dicirikan oleh nilai min log konsentrasi H+(pH). Semakin tinggi konsentrasi H+ dalam larutan tanah maka tanah bereaksi ke arah masam atau nilai pH semakin rendah. Tanah-tanah yang bereaksi basa akan mempunyai nilai pH > 7.
            Konsentrasi H+ di dalam larutan tanah diukur oleh pH meter dan dikonversi dalam skala pH dengan electrode gelas yang selektif khusus mengukur [H+], sehingga memungkinkan hanya mengukur potensial yang disebabkan konsentrasi H+. potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial electrode pembanding (kalomel atau AgCl). Biasanya digunakan 1 elektrode yang sudah terdiri atas electrode pembanding dan electrode gelas (electrode kombinasi).
            Konsentrasi H+ yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif (actual) sedangkan pengekstrak KCL 1 N menyatakan kemasaman cadangan potensial.


Peralatan :
1.      Neraca Analitik
2.      Botol Kocok
3.      Dispenser 50 ml gelas ukur
4.      Mesin kocok
5.      Labu Semprot
6.      pH meter
Pereaksi :
1.      Air bebas ion
2.      Larutan buffer pH 4,0
3.      Larutan buffer pH 7,0
Cara Kerja :
1.      Timbangan 10 g contoh sebanyak dua buah, satu untuk penetapan pH H2O dan satu lagi untuk penetapan pH KCL.
2.      Masing-masing dimasukkan ke dalam botol kocok 100mlbebas ion; dan untuk pH KCL, tambahkan 25 mL KCL 1 N.
3.      Kocok dengan mesin pengocok  selama 30 menit. Kalau tidak ada mesin pengocok dapat diaduk dengan batang pengaduk dari gelas atau digoncang dengan tangan. Biarkan sebentar atau paling lama 1 jam.
4.      Ukur dengan pH meter yang telah di kaliberasi menggunakan larutan buffer pH 7,0 dan 4,0
5.      Nilai pH dicatat dalm satu decimal, contoh 6,4.
Catatan :
1.      Prosedur di atas menggunakan rasio 1 : 2,5
2.      Rasio dapat berubah sesuai jenis contoh dan permintaan.

NO
Contoh Tanah
pH (H2O)
pH KCL
1
Kelompok 12
6,80
5,75
2
Kelompok 1
6,03
5,18
3
Kelompok 6
6,52
5,03
4
Kelompok 7
6,17
5,01
5
Kelompok 9
6,53
5,12
6
Kelompok 13
6,49
5,62


KEGIATAN 5           : “Penetapan N-Total Metode Kjeldahl”
Dasar Penetapan :
            Senyawa nitrogen dioksidasi melalui  pemanasan dalam lingkungan asam sulfat pekat dengan katalis campuran selem membentuk (NH4)2SO4. Kadar ammonium dalam ekstrak ditetapkan dengan cara destilasi. Selanjutnya, ekstrak dibebaskan dengan penambahan larutan NaOh, dan NH3 yang dibebasklan diikat oleh asam borat, kemudian dititrasi dengan larutan baku HCL 0,005 N.
Peralatan :
1.      Labu Kjedahl 100 ml
2.      Labu Erlenmeyer 250 ml
3.      Labu didih 1000 ml
4.      Pemanas destruksi Kjedahl
5.      Alat destilasi N-Kjedahl
6.      Ruang asam
7.      Buret
Bahan :
1.      H2SO4 pekat p.a
2.      NaOH 40%
3.      H3BO3 4%
4.      Indikator campuran selenium
5.      HCL 0,005 N
Cara Kerja :
1.      Timbang 500 mg tanah diameter 0,5 mm, masukkan ke dalam labu Kjedahl.
2.      Tambahkan 1 -2 g campuran selen  (satu ujung spatula).
3.      Tambahkan 3 mL H2SO4 pekat kedalam labu tersebut,goyangkan perlahan agar semua tanah tercampur rata dan terbasahi oleh H2SO4.
4.      Panasi labu diruang asam, mula-mula dengan api/panas rendah, setelah 3 – 5 menit panas ditinggikan selama 30 – 60 menit hingga larutan jernih, kemudian didinginkan.

5.      Pindahkan ke dalam labu didih (labu destilasi) secara kuantitatif, tambahkan 20 ml NaOH 40%.
6.      Destilasi dimulai, tamping destilat dengan Erlenmeyer 250 mL yang telah terisi 10 mL H3BO3 4% dan 3 – 5 tetes indicator campuran, isi destilat sampai kurang lebih 100 mL.
7.      Titrasi destilat dengan HCL 0,05 N yang normalitasnya telah dibakukan terlebih dahulu sampai terjadi perubahan warna dari hijau ke merah muda.
8.      Lakukan juga penetapan blanko.
Perhitungan :
% N     =
            = 2,5 – 0,1 x 0,04884 x 14 x 1,00059
            = 1,6407

Hasil Pengamatan :
No
Contoh Tanah
mL blanko
mL contoh
1
Kelompok 12
0,1
2,5
2
Kelompok 9
0,1
5
3
Kelompok 2
0,1
3
4
Kelompok 1
0,1
1,6
5
Kelompok 13
0,1
1,5
6
Kelompok 7
0,1
1,5


KEGIATAN 6           : “Penetapan P2O2 dan K2O Ekstrak HCl 25%”
Dasar Penetapan :
            Fosfor dalam bentuk cadangan ditetapkan dengan menggunakan pengekstrak HCl 25 %. Pengekstrak ini akan melarutkan bentuk-bentuk senyawa fosfat dan kalium mendekati kadar P dan K-total. Ion fosfat dalam ekstrak akan bereaksi dengan ammonium molibdat dalam suasana asam membentuk asam fosfomolibdat. Selanjutnya akan bereaksi dengan asam askorbat menghasilkan larutan biru molibdat. Intensitas warna larutan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 639 nm, sedangkan kalium diukur dengan flamefotometer.
Peralatan :
1.      Neraca analitik timbangan
2.      Botol kocok
3.      Mesin kocok bolak-balik
4.      Pipet dan tabung reaksi
5.      Spectrometer / Kolorimeter
6.      Flamefotometer
Reagen :
1.      HCl 25%
Encerkan 675,68 mL HCl pekat (37%) dengan aquadest menjadi 1 L.
2.      Pereaksi fosfat pekat
Larutkan 12 g (NH4)6 MO7O24.4H2O dengan 100 mL aquadest dalam labu ukur 1 L/ tambahkan 0,277 g K(SbO) C4H4O6.0,5H2O dan secara perlahan 140 mL H2SO4 pekat. Jadikan 1 L dengan aquadest.
3.      Pereaksi pewarna P
Caampur 1,06 g asam askorbat dengan 100 mL pereaksi P pekat kemudian dijadikan 1 L dengan aquadest. Pereaksi P ini harus selalu dibuat baru.
4.      Standar induk P2O2 500 ppm.
Dilarutkan 0,958 g KHPO4 (dikeringkan 40oC) dengan aquadest dalam labu ukur 100 mL, ditambah beberapa tetes chloroform ppm PO4, kemudian ditambah aquadest sampai tanda batas.
5.      Deret standar P2O5 :
0,0; 0,5; 1,0; 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; ppm P2O5 yang diambil dari standar induk dengan urutan 0,0; 0,5; 1,0; 2,0; 4,0; 6,0; dan 8,0 ke dalam labu ukur 100 mL, di tambah masing-masing 2 mL HCl 25% , kemudian diimpitkan dengan aquadest.
6.      Standar induk 100 ppm K
Larutkan 0,1582 g  KCl p.a. dalam labu ukur 1000 mL dengan aquadest sampai tanda batas.



7.      Deret standar K­2O
Pipiet berturut-turut : 0,0; 2,0; 4,0;  8,0; 12,0; 16,0; dan 20,0 mL standar induk 100 ppm ke dalam labu ukur 100 mL. tambahkan 5 mL HCl 25%, kemudian diimpitkan dengan aquadest sampai tanda batas.

Cara Kerja :
1.      Timbang 2,0 g contoh tanah ukuran <2 mm, masukkan ke dalam botol kocok dan tambahkan 10 mL HCl 25%.
2.      Kocok dengan mesin kocok selama 5 jam, kemudian dibiarkan semalam atau disentrifuse selama 15 menit.
3.      Cairan jernih dipipet 0,5 mL ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 9,5 mL aquadest (pengenceran 20 kali) kocok sebentar.
4.      Pipet 2 mL ekstrak contoh encer kedalam tabung reaksi dan tambahkan 10 mL larutan pereaksi P. kocok kemudian biarkan selama 30 menit.
5.      Ukur transmitentnya (presentase P) dengan spectrophotometer atau calorimeter pada panjang gelombang 693 nm.
6.      Untuk kalium, ekstrak contoh encer dan deret standar K diukur langsung dengan alat AAS (Atomic Absobption Spektrofotomentric).
Perhitungan :
Kadar P potensial mg P2O5 (100 g)-1
            =ppm kurva x ml ekstrak/1.000 ml) x 100 g (g contoh)-1 x fk x (142/190) x fk
            =ppm kurva x 10/1.000 x 100/2 x 20 x 142/190 x fk
            =ppm kurva x 10 x 142/190 x fk

Langkah-Langkah Perhitungan P-Total & K-Total :
            Linear : y = a + b.x
1.      Cari a & b & y terlebih dahulu,
b =                              a =
 =                           =


=                         =
 =                                     =
b = 0,0432                                           a = 0,0187

y = a + b.x
   0,305 = 0,0187 + 0,0432 x
   0,305 – 0,0187 = 0,0432 x
   0,2863 = 0,0432 x
            x =
            x = 6,627 ppm

Kadar P-Potensial mg P2O5 (100 g)-1
            Dik : ppm kurva (x) = 6,627
                     mL ekstrak      = 12
                     gr contoh         =  2
                     FP                    =  20 kali
                     FKA                = 1,00059
       P   = ppm kurva x (ml ekstrak/1.000 ml) x 100g( g contoh)-1 x fp x (142/190) x fk
            = 6,627 x 12/1.000 x 100( 2 ) x 20 x 0,75 x 1,00059

            = 6,627x 0,012 x 200 x 20 x 0,75 x 1,00059
       P   = 238,71

Kadar K potensial mg K2O (100 g)-1
            Dik : ppm kurva          = 12,3439
                     mL ekstrak         = 12
                     faktor pengencer = 20
                     FKA                   = 1,00059
K-Potensial     =
                       
=
                        =

K-Potensial     = 178,598

Keterangan :
ppm kurva    = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar
dengan keadaan setelah dikoreksi blanko.
Fk                 = faktor koreksi kadar air = 100/(100 - % kadar air)
Fp                 = faktor pengenceran
142/190        = faktor konversi bentuk PO4 menjadi P2O5
94/78            = faktor konversi bentuk K menjadi K2O

Hasil Pengamatan :
P2O5 Ekstrak HCl 25%
No
Contoh Tanah
mL ekstrak
ppm kurva
( x )
1
Kelompok 12
12
238,71

K2O ekstrak HCl 25%
No
Contoh Tanah
mL ekstrak
ppm kurva
1
Kelompok 12
12
12,3439
2
Kelompok 1
12
10,3885
3
Kelompok 2
12
6,4002
4
Kelompok 6
12
6,5042
5
Kelompok 9
12
5,8420
6
Kelompok 13
12
5,5206




BAB III
KESIMPULAN

            Dari hasil praktikum kesuburan tanah dan nutrisi tanaman yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia UNPAD Jatinangor, ketelitian dan kehati-hatian itu sangat diperlukan, karena dalam laboratorium itu banyak bahan-bahan yang berbahaya.


























BAB IV
PENUTUP

Demikian laporan praktikum ilmu tanah yang berjudul “Analisis Sifat Fisik Tanah” yang telah saya buat.Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan penilaian mata kuliah Ilmu Tanah.Mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan, karena keterbatasan data dan lain sebagainya, saya ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya praktikum imu tanah ini.Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi diri saya sendiri.



2 komentar:

  1. Caesars Palace - New Orleans Casino Hotel - Mapyro
    Get directions, reviews and 김제 출장마사지 information for Caesars 양산 출장안마 Palace in New 당진 출장샵 Orleans, LA. Caesars 평택 출장안마 Palace (formerly 상주 출장마사지 the Orleans Casino)

    BalasHapus