Sabtu, 24 November 2012

Analisis Sifat Fisik Tanah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.Praktikum Ilmu Tanah ini berjudul “Analisis Sifat Fisik Tanah”.
            Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah.
Tanah terdiri dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat dan bahan organik), cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah). Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada dalam keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air), maka akan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya, bila tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat menyebabkan tanaman layu.
Penelitian tanah pada umumnya dimulai dengan oengamatan profil tanah di lapangan. Profl tanah terdiri dari beberapa horizon tanah yang kurag lebih sejajar dengan permukaan tanah dan dibedakan satu sama lain atas dasar warna, struktur, tekstur dll.
           
1.2  MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum Ilmu Tanah ini mengenai “Analisis Sifat Fisik Tanah” yaitu agar mahasiswa mengerti dan memahami tentang sifat fisik yang ada pada tanah yaitu dengan mengamati profil tanah dengan caramengamati beberapa parameter diantaranya warna tanah, tekstur, struktur, dan lain-lain.




1.3 WAKTU DAN TEMPAT
            Hari / Tanggal             : Sabtu, 26 Mei 2012
            Waktu                         : Pukul 09.00 – 17.00 WIB
            Tempat                        : Telagadesa KIIC, Karawang





























BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 KEGIATAN1 : “ PENGAMBILAN CONTOH TANAH (BIASA)”

Kajian Teori
Pengambilan contoh tanah biasa atau yang disebut dengan tanah terganggu ini dilakukan di atas permukaan tanah ataupun pada lapisan tanah. Pengambilan contoh tanah terganggu ini merupakan sample yang akan di teliti di Laboratorium, dan pengambilannya dilakukan dekat dengan lokasi pengambilan tanah utuh.
Cara-cara pengambilan contoh tanah ini vermacam-macam ada yang dengan cara silang, zig-zag, dan acak.
Pengambilan Contoh Tanah Komposit :
1.      Silang



2.      Zig-zag



3.      Acak




Tujuan
Pengambilan contoh tanah biasa atau terganggu ini dimaksudkan sebagai simulasi dimana bobot isinya di sesuaikan dengan keadaan alami tanah untuk dilapangan.




Alat dan Bahan
Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan contoh tanah terganggu yaitu :
1.      alat Bor tanah
2.      Kantong plastic
3.      Pisau

Cara Kerja
1. Pertama-tama permukaan tanah dibersihkan dulu dari rerumputan dan sampah-sampah lainnya
2. tanah dibor kira-kira kedalaman 20 cm dari permukaan tanah.
3. tanah dimasukkan ke dalam kantong plasrik sebayak 1 Kg.

Hasil Pengamatan
Lokasi             : Kebun Telaga Desa KIIC
Area                : Lereng Bawah Dekat Danau
Vegetasi          : Mahoni, Kelapa, dan rerumputan
Kedalaman      : 2 m
            Pengambilam contoh tanah terrganggu ini di lakukan dengan cara acak hingga mencapai berat 1 kg.         















2.2 KEGIATAN2 : Pengambilan contoh tanah utuh ( Undisturbed soil sample)

Kajian Teori
Pengambilan contoh tanah utuh ini dilakukan dekat dengan lokasi pengambilan contoh tanah terganggu.Karena contoh tanah ini sangat diperlukan dalam penelitian sifat fisik tanah.Pengambilan contoh tanah utuh ini sangat penting sekali karena dapat menentukan hal-hal lainnya.Dalam pengambilan contoh tanah utuh ini harus benar-benar di perhatikan dan jangan sampai ada hal sekecil apapun yang mengganggu, karena tanah ini harus benar-benar utuh dan asli.

Tujuan
Pengambilan contoh tanah utuh ini dimaksudkan untuk berbagai analisa sifat fisik tanah, seperti penentuan Bulk Density, dlll.

Alat dan Bahan
1.      Ring sample
2.      Pisau yang tipis dan tajam

Cara kerja
1.      PotongPermukaan tanah yang sudah dibersihkan dari rerumputan dan sampah di siapkan untuk digali hingga membuat tangga ke bawahnya
2.      Ring sampel diletakkan pada tanah yang betanda tanah di samping, bagian runcing pada ring sample simpan di bawah.
3.      Tekanlah ring sample itu pada tanah, sampai tanah terisi penuh pada ring sample dan kira-kira sudah muncul ke bibir ring, maka penekanan di hentikan
4.      Potong bagian bawahnya dengan pisau yang tajam kemudian angkat, dan ratakan atas dan bawahnya.
5.      Tutup ring sample tersebut dan simpan pada tempat yang aman, yang tidak mengganggu tanah di dalamnya


Hasil Pengamatan
Lokasi             : Kebun Telaga Desa KIIC
Area                : Lereng Bawah Dekat Danau
Vegetasi          : Mahoni, Kelapa, dan rerumputan
Kedalaman      : 2 m
            Setelah contoh tanah utuh sudah di ambil, tanah pada ring sample ini harus di jaga hati-hati agar tidak merubah bentuk di dalamnya.Maka setelah itu tanah ini dapat diteliti untuk hal-hal lainnya.


























2.3 KEGIATAN3 : “PENENTUAN KANDUNGAN AIR TANAH”

Kajian Teori
Kandungan air tanah ini termasuk hal yang penting juga, karena kita perlu mengetahui kadar air dalam tanah untuk tanaman itu berapa jumlahnya. Penetuan kandungan air tanah dapat dilakukan jika kita sudah memiliki sample tanah utuh.
Kandungan air tanah dilakukan dengan menggunakan oven sebagai pengering.Hal ini dilakukan setelah tanah yang ada di dalam ring sample di diamkan selama kuranglebih 2 hari, agar tanah tidah terlalu basah.

Tujuan
Penentuan kandungan air tanah ini bertujuan agar kita dapat mengetahui berapa jumlah air yang terdapat pada tanah.

Alat dan Bahan
1.      Tanah pada ring sample
2.      Timbangan analitik
3.      Oven
4.      Tabung Infiltrometer
5.      Timbangan duduk

Cara kerja
1.      Timbanglah ring sample yang kosong terlebih dahulu, kemudian catatlah
2.      Timbanglah ring sample yang berisi tanah utuh yang akan di hitung kandungan air tanahnya. Dan di catat kembali
3.      Setelah tanah pada ring sample itu di diamkan selama 2  hari agar tanah itu tidak terlalu basah, kemudian timbang kembali dan catat
4.      Masukan tanah pada ring sample pada oven selama 2 jam, kemudian masukkan pada tabung Infiltrometer, lalu timabnglah kembali dan catat, lihatlah perbedaan dengan sebelumnya
5.      Hitunglah berapa kandungan air tanah pada contoh tanah utuh tersebut.



Hasil Pengamatan
Hari pertama,
Hari/tanggal    : Senin, 28 Mei 2012
Waktu             : 14.00 WIB
Tempat            : Laboratorium Fakultas Pertanian UNSIKA
Dilakukan pengukuran dan penimbangan pada ring,
Berat ring sample        : 70 gram
Diameter dalam (ring) : 7.4cm
Tinggi ring                   : 4cm
Berat tanah + Ring      : 320 gram
Kertas                          : 3,6 gram
Setelah dilakukan penimbangan, ring sample yang berisi tanah dibiarkan kering udara, ring sample tersebut diletakan diatas kertas agar tidak berserakan, dan tertata rapi.
Hari Kedua,
Hari/tanggal    : Rabu, 30 Mei 2012
Waktu             : 10.30 WIB
Tempat            : Laboratorium Fakultas Pertanian UNSIKA
Dilakukan penimbangan kembali setelah ring sample yang berisi tanah dibiarkan kering udara
Berat ring + Tanah      : 310 gram
Kemudian dimasukan ke oven pukul 14.20 WIB selama 120 menit, didiamkan dioven sampai dengan suhu 40 C, kemudian keluar dari oven pada pukul 16.20 WIB.
Berat ring + tanah + kertas setelah di oven yaitu 290,7 gram
Hari Ketiga,
Hari/tanggal    : Kamis, 31 Mei 2012
Waktu             : 17.30 WIB
Tempat            : Laboratorium Fakultas Pertanian UNSIKA
Perhitungan Kadar Air dalam Tanah :
Berat ring                                                                    : 70 gram
Berat Kertas                                                                : 3.6 gram
Berat tanah + ring                                                       : 320 gram
Jadi, 320 – 70 = 250 gram
Berat tanah kering udara + ring (penimbangan 1)      : 310 gram
                                                            Jadi, 310 – 70  = 240 gram     
Berat tanah penimbangan 2 (oven pertama)               : 290,7 gram ( tanah+ring+kertas)
Jadi, 290,7 gram – 3,6 gram – 70 gram          =  217.1 gram
Berat tanah penimbangan 3 (oven kedua)                  : 279.7 gram
            Jadi, 279.7 gram – 3.6 gram – 70 gram           = 206.1 gram
Berat Kadar Air tanah = 240 gram –206.1gram =33.9 gram
Kandungan Air dalam % Berat = x 100 % =16.45 %



























2.4  KEGIATAN 4 : “Penentuan Bobot Isi Tanah (Bulk Density)”

Kajian Teori
            Bulk density atau Bobot isi (B.I)  adalah perbandingan antara massa tanah dengan keadaan kering mutlak dengan volumenya. Tanah yang akan diamati harus tanah utuh bukan tanah terganggu. Contoh tanah pada ring sample akan memudahkan dalam penghitungan volume dan bobot isi tanah.

Tujuan
            Pengamatan mengenai bobot isi tanah atau yang disebut dengan Bulk Density dimaksudkan agar kita dapat mengetahui massa tanah dalam keadaan kering pada rig sample setelah dilakukan beberapa pengeringan

Alat dan bahan,
1.      Ring Sample yang berisi tanah
2.      Oven pengering
3.      Timbangan duduk
4.      Timbangan analitik

Cara Kerja
1.      Contoh tanah utuh yang sudah dimbil di lapangan dengan kegiatan 2 di atas kemudian ditimbang seluruhnya ring sample + tanah dengan timbangan duduk, kemudian kurangi hasilnya dengan berat ring maka kita aka menemukan berat tanah utuh tersebut.
2.      Dengan mengetahui kandungan air tanah pada % berat, kita dapat mengitung berat tanah kering mutlak.

Hasil Pengamatan
Setelah kita mendapatkan data pengamatan dari kegiatan 2 dan 3, kita sudah dapat mengitung berat tanah kering mutlak, yaitu
Berat tanah kering udara                     : 240 gram
Kandungan air tanah   (% berat)         : 16.45 %
Maka berat tanah kering mutlaknya adalah
Diameter ring  : 7.4 cm
Tinggi ring       : 4cm
Jadi isi ring =  4 =171.95 cm3
Jadi bobot isi tanah =



























2.5  KEGIATAN 5 : “Penentuan Total Porositas dan Penyebaran Pori Tanah”

Kajian Teori
            Dari kegiatan 2, 3 dan 4, masih berkesinambungan pada kegiatan ke 5 ini, karena dalam penentuan total porositas kita juga harus menentukan Bulk density dan Particle density terlebih dahulu. Total porositas tanah dalam keadaan alami dinyatakan sebagai presentase volume total pori yang diisi oleh udara da air diantara partikel tanah berdasarkan nilai bobot isi dan kepadatan partikel (particle density).

Tujuan
Tujuan kegiatan ke 5 ini yaitu agar kita mengetahui porositas dan penyebaran pori pada tanah yang kita amati.

Alat dan bahan
1.      Ring sample berisi tanah utuh

Cara Kerja
1.      Tentukan berat jenis tanah (bulk density) seperti pada kegiatan IV diatas.
2.      Untuk nilai kepadatan partikel (Particle density) dipakai angka 2.65 (nilai real density)

Hasil Pengamatan
Untuk menghitung porositas tanah (f) =
                                                            =
                                                = 88.7 %
Pori air yang berguna bagi tanaman :
0.2 s/d  8.5 mikron      = pori air tersedia bagi tanaman
8.6  s/d 29.6 mikron    = pori drainase lambat
29.6 mikron              = pori drainase cepat
 Porositas tanah adalah 88.7 %

2.6  KEGIATAN VI : “Penentuan Kestabilan Agregat Tanah Dengan Metode Pengayakan kering dan Basah”

Kajian Teori
            Agregat tanah adalah sejumlah butir-butir primer tanah.Mekanisme pembentukan agregat-agregat ini merupakan fase penting pada struktur tanah, karena struktur tanah ditentukan oleh jumlah dan sifat agregat tanah.
            Faktor yang mempengaruhi perkembangan agregat adalah tekstur, bahan organik, kation-kation kompleks, kelembaba, faktor biotik, dan pengolahan tanah.

Tujuan
Kegiatan ke 6 ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui bagaiumana proses pengayakan untuk menstabilkan agregat tanah, baik pada pengayakan kering ataupun pengayakan basah.

Cara Kerja
a.       Pengayakan Basah
1.      Tanah terganggu yang sudah di oven sebanyak 50 gram kemudian di tumbuk
2.      Setelah ditumbuk masukkan ke dalam gelas ukur,
3.      Campurkan air sebanyak 50 ml pada gelas ukur yang sudah berisi tanah
4.      Kocoklah sampai tanah dan air bercampur hingga terpisah tanah dengan pasirnya.
5.      Lalu saring dengan pengayak 0.05 mm, saring hingga pasir terlihat,
6.      Kemudian oven selama 15 menit dengan suhu 150C

Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan ini, maka setelah pengayakan basah ini dilakukan, maka terlihat jelas antara pasir dengan yang lainnya.







2.7  KEGIATAN VIII : “Penentuan Warna Tanah Di Lapangan”

Kajian Teori
            Warna tanah adalah hal yang dijadikan petunjuk mengenal sifat-sifat khusus dari tanah yang kita teliti, apabila warna tanah itu gelap berarti menunjukan tanah itu mengandung bahan organik yang tinggi. Warna tanah dapat ditentukan dengan membandingkan dengan warna yang terdapat pada buku “Munsell Soil Color Chart”, warna dinyatakan dalam 3 satuan yaitu Hue (warna utama/kilapan), value (nilai, dipengaruhi oleh cahaya), chrome (kroma/kemurnian)
Contoh :
                                 Hue    value      chrome







 
                                    5 YR 5/4

Tujuan
Penentuan warna tanah dilapangan ini bertujuan untuk memudahkan kita menilai keadaan tanah atau sifat fisik tanah.

Alat dan Bahan
1.      Sample tanah
2.      Buku Munsell soil color chart

Cara Kerja
1.      Ambilah agregat tanah untuk mewakili tanah perlapisan
2.      Kemudian bandingkan warna tanah tersebut dengan warna-warna yang terdapat pada buku munsell soil color chart.
3.      Catatlah satuan/kode yang terdapat pada buku tersebut, kode yang dipakai dalam praktikum ini yaitu 5YR yang berarti Yellowish red (merah kekuning-kuningan)
4.      Lakukan hal yang sama pada setiap lapisan.





Hasil pengamatan
Dari hasil pengamatan dan dari 2 model pegambilan tanah yaitu
Model : Bor
Pada lapisan 1 : Motles nya Coklat dengan sedikit bercak abu
                          Matrix color nya 5YR 4/6
Pada lapisan 2 : Motles nya coklat dengan sedikit bercak merah
                          Matrix color nya 5YR 5/4
Pada lapisan 3 : Motles nya coklat dengan bercak merah dan abu
                          Matrix color nya 5YR 3/3
Pada lapisan 4 : Motles nya abu kuning keorenan
                          Matrix color nya 5YR 6/1
Model : Profil
Pada lapisan 1 : Motles nya Coklat dengan sedikit bercak abu
                          Matrix color nya 5YR  5/8
Pada lapisan 2 : Motles nya Coklat sedikit bercak abu
                          Matrix color nya 5YR 4/8
Pada lapisan 3 : Motles nya banyak merah
                        Matrix color nya 5YR 7/8
Pada lapisan 4 : Motlesnya lebih banyak merah
            Matrix color nya 5YR 7/2
Pada lapisan 5 : Motles nya abu-abu banyak merah
                          Matrix color nya 5YR 6/0
Pada lapisan 6 : Motles nya biru kehitam-hitaman ada banyak bercak kuning
                          Matrix color nya 5YR 4/0
Pada lapisan 7 : Motles nya biru abu kehitaman ada banyak bercak kuning
                          Matrix color nya 3/1








2.8  KEGIATAN : “Penentuan Kelas Tekstur Tanah Di Lapangan”

Kajian Teori
Dalam hal ini penetapan kelas tekstur dilapangan tentunya tak seteliti analisis di laboratorium, tetapi setidaknya ini cukup membantu untuk mengetahui kelas tekstur tanah walaupun misalnya ada yang kurang tepat, paling tidak mendekati yang sebenarnya. Dalam penetapan kelas tekstur ini diperlukan pengalaman dan perasaan yang tajam, yang peka akan kelas tenah tersebut.
Perhatikanlah hal-hal berikut ini :
Kekasaran
Kelicinan
Kelengketan
Kelas tekstur
Tidak kasar atau agak kasar
Tidak licin
Sangat lengket dan plastis
Liat
Cukup licin seperti sutra halus
Sangat lengket dan plastis
Liar Berdebu

Cukup lengket dan plastis
Lempung liat berdebu
Sangat licin dan seperti sutra
Sedikit sekali lengket dan plastis
Debu
Sangat licin dan seperti sutra
Hamper tidak lengket dan plastis
Lempung berdebu
Agak kasar sampai cukup kasar
Sedikit licin
Cukup lengket dan cukup plastis
Lempung berliat
Cukup kasar
Tidak licin
Sangat lengket dan plastis
Liat berpasir
Cukup kasar
Tidak licin
Sangat lengket dan plastis
Lempung berpasir
Cukup kasar
Agak licin
Agak lengket dan plastis
Lempung
Sangat kasar
Tidak licin
Tidak lengket dan plastis
Lempung berpasir
Sangat kasar sekali
Tidak licin
Tidak lengket dan plastis
Pasir



Liat      : Lengket
Debu   : Licin / mengkilap
Pasir    : Kasar

Tujuan
Penetapan kelas tektur ini bertujuan umtuk membedakan antara lapisan-lapisan tanah, juga melatih kepekaan.

Alat dan bahan
1.      Bor tanah
2.      Air

Cara kerja
1.      Ambil sedikit tanah perlapisan letakan pada tangan, percikkan sedikit air, rasakan  adanya kasar atau licin atau lengket serta lihat apakah ada kilatan-kilatan.
2.      Catatlah hasil pengamatan tersebut.

Hasil pengamatan
Dari hasil ptraktikum  analisis mengenai kelas tekstur tanah yaitu
Model  : Profil
Lapisan 1         : Liat berpasir
Lapisan 2         : Liat berdebu
Lapisan 3         : Liat berdebu
Lapisan 4         : Liat
Lapisan 5         : Liat
Lapisan 6         : Liat
Lapisan 7         : Liat

Model  : Bor
Lapisan 1         : Liat berdebu
Lapisan 2         : Liat berdebu
Lapisan 3         : Liat berdebu
Lapisan 4         : Liat berdebu

Dari hasil praktikum ini kita sudah tahu bagaimana proses menentukan kelas tekstur tanah dengan cara menggunakan perasaan dan kepekaan serta pengalaman.
































2.9  KEGIATAN 10 : “Pengukuran Laju Infiltrasi Tanah”

Kajian Teori
            Infiltrasi adalah gerkan air secara vertical sampai daerah perakaran, alat pengukur infiltrasi yaitu infiltrometer.kecepatan infiltrasi dinyatakan dalam sejumlah air yang masuk ke dalam tanah melalui permukaan tanah dengan kecepatan per satuan waktu.Data  kecepatan iniltrasi itu menentukan jumlah air di permukaan dan air yang hilang lainnua.

Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini, kita dapat mengetahui daya serap tanah terhadap air yang dapat diukur dengan alat yang bernama infiltromeer

Alat dan bahan
1.      Double ring infiltrometer
2.      Stopwatch
3.      Buku catatan  + alat tulis lainnya
4.      Air + ember
5.      Tongkat pengukur
6.      Pelampung diatas air

Cara kerja
1.      Double ring infiltrometer yang sudah di pasang dipermmukaan tanah kemudian di isi air
2.      Pasang start pada stopwatch, mulailah menghitung setelah 1 menit atau 60 detik.
3.      Lihatdan catat data awal dan setelah 60 detik, kemudian terus berulang sampai dengan keadaan stabil.

Hasil Pengamatan
            Dibawah ini merupakan data hasil pengamatan infiltrasi dari kelompok 1, 2 dan 3. Percobaan ini dilakukan 1 menit / waktu pengulangannya.


kelompok 1
kelompok 2
Kelompok 3
waktu 1
6 - 8,5 cm
6 - 12 cm
5 - 14 cm
waktu 2
8,5 - 10 cm
12 - 15 cm
14 - 18 cm
waktu 3
10 - 11,5 cm
-
18 - 20 cm
waktu 4
11,5 - 12.5 cm
-
-
waktu 5
12.5 - 13.4 cm
-
-
waktu 6
13.4 - 14 cm
-
-
waktu 7
14 - 15,2 cm
-
-
waktu 8
15.2  - 15.9 cm
-
-
waktu 9
15,9 - 16,4 cm
-
-
waktu 10
16.4 - 16.8 cm
-
-

Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan laju infiltrasi setiap kelompok berbeda-beda walaupun dari segi waktu itu sama yaitu 60 detik, itu karena pori-pori yang ada pada tanah.

BAB III
KESIMPULAN& SARAN

Kesimpulan
Dari data-data pengamatan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ketelitian itu sangat penting dalam proses praktikum. Pemilihan profil untuk pengambilan contoh tanah harus benar-benar diperhatikan, harus mewakili suatu daerah.
Pada praktikum ini kami hanya mengamati sifat-sifat fisik tanah, sedangkan untuk pengamatan sifat-sifat kimia tanah hanya dapat dilakukan di laboratorium. Sesuai dengan prosedur bahwa pengamatan sifat-sifat fisika tanah dapat dilakukan langsung di lapangan.
Setelah kita mengamati setiap kegiatan, di mulai dari kegiatan pertama kita bisa menghitung untuk kegiatan berikutnya, begitu seterusnya sampai dengan kegiatan akhir


Saran
Dalam pengamatan profil tanah harus dilakukan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam pengklasifikasian. Pengamatan terhadap keadaan lingkungan pada saat pengamatan profil harus memperhatikan kondisi lapangan saat itu. Kondisi lapangan harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil pengamatan dan akhirnya juga mempengaruhi hasil klasifikasi tanah pada profil tersebut.













BAB IV
PENUTUP

Demikian laporan praktikum ilmu tanah yang berjudul “Analisis Sifat Fisik Tanah” yang telah saya buat.Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan penilaian mata kuliah Ilmu Tanah.Mohon maaf apabila dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan, karena keterbatasan data dan lain sebagainya, saya ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya praktikum imu tanah ini.Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi diri saya sendiri.

1 komentar: